just share it..!!

yang lagi SEDIKIT sedih,,berharap lebih BANYAK senangnya,,yg abis nemuin hal-hal baru,pengalaman baru,,yg bikin nangis setetes,,dua tetes,nangis bombay,ampe kebanjiran air mata, atau yg lucu,,yg seru,,yuk ahhh berbagi,,,moga az bisa jadi inspirasi,,imajinasi,,motivasi,,atau mungkin refleksi,,

Mengenai Saya

Foto saya
Me?! I don’t really know what people think about me,I’m just an ordinary one, I just do what I want to do and I do the things that i believe it’s good to do..

Jumat, 24 Desember 2010

Bu Kar... Ibu yang Tegar

Bu Kar,,
Entah kapan aku terakhir kali melihatnya tertawa lepas. mungkin sudah lama sekali. entah berapa bulan yang lalu. Sudah lama pula kami tak berbincang ringan. Bu Kar melewati hari-harinya dengan setumpuk aktivitas. Selepas shalat subuh, dia berjualan membantu anaknya di toko sembako di pojokan pasar alun-alun, ini dilakukannya sejak satu tahun terakhir. Sebelum-sebelumnya menjadi penjual keliling kerupuk anclom atau gorengan dari satu rumah ke rumah lainnya. Atau sesekali menjual beras hasil taninya.  Tengah harinya, beliau pulang untuk makan dan shalat dzuhur lalu melanjutkan ikut pengajian di mesjid sekitar rumahnya. dan sebelum matahari terbenam, beliau sudah tiba di rumah.
Di usianya yang tidak lagi muda, Bu Kar memang seharusnya sudah istirahat menikmati masa tuanya dengan tentram dan bahagia. Suami Bu Kar adalah seorang pensiunan tentara belasan tahun yang lalu. selepas bebas tugas, suaminya menjadi petani dan terakhir sakit-sakitan hingga membuat Bu Kar bertekad mencari nafkah untuk membantu keuangan keluarga. Dengan sisa gaji pensiun yang sudah terpotong ini itu untuk cicilan Bank, dan lain-lain, sebenarnya cukup untuk biaya hidup mereka berdua. Tapi karena masih ada anak bungsu yang harus diwarisinya dengan ilmu dan pendidikan, maka dengan susah payah setulus hati menyekolahkan anak bungsunya di salah satu universitas negeri.
Dua anak Bu Kar yang lainnya sudah menjadi Pegawai Negeri Sipil dan berkeluarga. Tapi tak pernah sekalipun Bu Kar mengharapkan pemberian dari anak-anaknya. Tak berani sekalipun menuntut anak-anaknya untuk memperhatikan dirinya dan suaminya. Anak-anaknya hanya berkunjung sesekali dalam satu bulan. itupun tidak rutin, padahal mereka berada di satu kota.
Bu Kar  jadi satu-satunya wanita yang kuat di keluarganya. menghadapi sikap suaminya yang kadang temperament, dan sifat itu turun ke anak-anaknya. Bu Kar yang harus sering bersabar mengelus dada menghadapi anaknya yang tidak penurut, sering membentaknya, atau mengeluarkan kat-kata yang menyakitinya. Andai mereka tahu, seberapa banyak tangisan dan luka yang digoreskan di hati Bu Kar.
Bu Kar menjalani hidupnya hanya dengan keyakinan bahwa Tuhan selalu bersamanya. Andai anak-anaknya mengerti, seberapa besar pengorbanan ibunya. Bu Kar yang rela makan hanya dengan nasi dengan garam, atau nasi dan sambel, kadang hanya dengan lalapan, atau ikan asin seadanya, demi menyajikan makanan nikmat dan lezat untuk suami dan anaknya. Bahkan pernah menjual langseng dan dulang ke rongsok kiloan, untuk menyambung hidup keluarganya. Bu Kar yang hanya punya satu sendal termewah, seharga sepuluh ribu rupiah, demi membelikan pakaian dan sepatu yang bagus untuk anak-anaknya.

Ah,,Dimana anak-anaknya sekarang? Hanya tersisa si bungsu. Itupun sejak tiga bulan yang lalu tidak pulang ke rumah karena menolak dijodohkan dengan pria pilihan Bu Kar yang dinilai bisa jadi imam yang baik, itupun akhirnya Bu Kar mengalah, membiarkan si bungsu memilih jalan hidup dan pria pilihannya. Di masa tuanya, tak banyak yang diinginkannya, hanya beribadah dengan baik, dan berkumpul bersama keluarga tercintanya. Anak-anak, menantu, dan cucu yang lucu-lucu. Itu bisa membuatnya tersenyum kembali.

(nyaris penutup hari,,22 des 2010,,MOTHER'S DAY)

Selasa, 21 Desember 2010

IBU,,di Hati Tak terganti

Waktu melaju tanpa ragu. Kecepatannya bergulir tanpa bisa ditolak,dan tiba masanya menjadi tua adalah nyata. Tak terasa usia Ibu sudah lebih dari setengah abad. Rambutnya yang dominan putih, kulitnya yang tak lagi elastis, serta guratan-guratan di keningnya menjadi saksi suka duka dan bukti cintanya untukku. Tak sekedar tuntutan fisik, tapi disertai rongrongan batin yang TAK selalu berulas tawa. Segenap pengorbanannya yang tak terhingga, mungkin hanya sekilas yang bisa kukenang, sedikit yang kupahami, dan secuil yang bertahan di hati untuk selanjutnya ku balas dengan pengorbanan yang TAK akan pernah sebanding.
Ibu,,Sosoknya yang tak henti menyebut namaku dalam lantunan do’a,,
yang terjaga di tiap malamnya demi memohonkan kebaikan dan kabahagiaanku pada Sang MahaDaya
Ibu,,Yang sesaat terdiam mengelus dada, tapi dengan cepat bergantikan senyuman, Sembunyikan perih di hatinya karena ulahku,,
Yang mendekapku, menciumku penuh kasih di saat-saat terbaik hingga terburuk sekalipun
Yang mengajariku, menuntunku, mencintaiku, , Sejak malaikat kecilnya tak berdaya, lalu mengenalkan pada dunia, dan menguatkan kala sesekali goyah dihantam ujian Sang Kuasa.
Ibu,, yang tulus menikmati perjalanan hidup meski dengan sajian fakta yang super sederhana, demi memberikan setiap hal istimewa untuk buah cintanya.Sekuat daya,,upaya,,
Ibu,,sosokmu di hati,,Tak terganti,,SATU, Tak terbilang, cinta yang luar biasa hingga harum surga adalah keindahan tentangmu. 

(road to MOTHER’s DAY 2010)
*sumber gambar : google

Kamis, 16 Desember 2010

Siapa Bilang Dia Jujur?


Siapa bilang dia jujur?
Saat Tak satu haripun
Terlewati tanpa kata cinta
Rindu atau sekedar merayu
Mungkin kamu belum tahu
Cinta, Rindu, dan Rayu itu
Dilontarkannya
Pada selain kamu!
Siapa bilang dia jujur?
Saat tak satu kenanganpun
Luput dari ingatannya
Tentang tawa, canda
Tentang kisah manis hingga tragis
Mungkin kamu tak tahu
Semua yang dikenangnya
Tak hanya tentang kamu
Tapi ada seseorang, selain kamu!
Siapa bilang dia jujur?
Saat kasih terjalin sepanjang masa
Sekokoh hati yang terkira
Seindah cita yang terjaga
Mungkin kamu tak pernah tahu
Setengah perjalanan kasihmu
Setengah bagian hatinya
Setengah cita
Tak lagi terjaga
Setengah masa itu,,
DIA MENDUA !!!
Siapa bilang dia Jujur?!

Aaahhhh!! hhhmmm

aaaahhhhh,,desahku
Mengutuk detail bahagiamu
Menggugah bara kala menatapmu
Menggebrak kokohnya bingkai hatimu
Kubuyarkan binar cinta di matamu
Tak payah ku kacaukan senyummu
Mencoba menahan hentakan takdir
Takdir yang kupikir merobohkanku
Takdir yang kupikir akan lemahkan rasa
Lalu matikan tawa bahagia
Tapi itu dulu,,
Saat Hati berbalut cemburu
Saat Rasa bergelut emosi yang memburu
Saat logika tertungkup rindu tak bersambut
Saat Tak kulapangkan hati seluas raya
Saat Tak kupijak bumi dengan semesta syukur
hhhmm,,,kini,,,

Takdir itu nyata menguatkanku
Menuntunku bangkit setelah terjatuh
Melapangkan hatiku seluas semesta
Berpijak pada bumi dengan semerbak syukur
Berkaca pada masa dengan beriring do’a
Berdialog dengan hati
Bertaut senyum keyakinan
Bersiap Merangkai tawa dalam nyata



DI NEGERIKU TERCINTA,,,VERSI SI MANJA



Sesuai title yang aku tulis, "di negeriku tercinta VERSI SI MANJA" hanya sedikit gambaran tentang pengalaman berada di salah satu daerah yang bukanlah kota besar, dengan segala kondisi dan keterbatasan yang mungkin dikarenakan kurangnya pemerataan ekonomi, pendidikan, dan beberapa hal tentang negeriku tercinta.

#Go to Jambi,,,
Berniat liburan, aku dan mamah hendak pergi ke Jambi (babeh sibuk kerja, sama halnya dengan kaka-kakaku). Ini yang pertama buat aku dan mamah ke Jambi hanya modal berani, uang, alamat, do’a dari keluarga dan pastinya with GOD, NO FEAR.
09.00am (Hari-hari terakhir di bulan desember) di agen Travel. Pesan dua tiket ke jambi jalur darat, BUS.
“Bad”. Indonesia banget. Udah manyun-manyun kesel karena travelnya gak on-time. Padahal tertera di tiket keberangkatan pukul 11.00am hari ini. Mamah jadi kena cemberutnya aku.
Lewat pukul dua belas siang hari, akhirnya Bus mulai meninggalkan "kandangnya". Menurut perkiraan, perjalanan bandung-jambi sekitar 24jam. Berarti siap-siap pantat tepos dan kepanasan. Belum seperempat perjalanan, ternyata ada keadaan yang tak sesuai rencana. BUS ke bengkel di daerah Tangerang, sempat mogok dan diperbaiki hampir satu jam alhasil baru nyampe pelabuhan merak sekitar 07.00pm (malem ya). Lagi-lagi,ada aja keribetan-keribetan yang harus diurusin. BUS kami tertahan di pintu masuk pelabuhan, petugas keamanan dan kepolisian tidak memperbolehkan BUS yang kami tumpangi lewat begitu saja. (Did You know why?) karena eh karena di dalam BUS terdapat bungkusan yang mencurigakan (catatan : BUS yang kami tumpangi selain menjual jasa transportasi juga menyediakan jasa pengiriman barang / paket. Jadi untuk masalah ini, crew BUS bertanggung jawab penuh) . Dibilang ganja lah, shabu-shabu, ah entahlah. Sebagai penumpang, aku hanya diam dengan sedikit ketakutan sambil tetap duduk manis di dalam BUS. Hanya memandang dari kaca, mendengar sekilas perdebatan sopir dan petugas polisi. “alaaahhh paling tuh petugas pungli. Pungutan Liar. Nyari-nyari kesalahan.” Begitu yang kudengar dari bisik-bisik tetangga di jok sebelahku. Kebiasaan ibu-ibu, gossip melulu.
Dari balik kaca, aku mulai mengamati. memperhatikan lebih seksama. Bungkusan yang dicurigai pun dikoyak dengan pisau kecil. Isinya seperti botol-botol kecil, bening, berisi cairan. Kemudian ada pembicaraan masih antara pak sopir dan petugas. Bungkusan itu ditahan. Mereka bersalaman, pak sopirpun kembali ke dalam BUS. Dari bisik-bisik tetangga di jok sebelahku pula, aku jadi tahu ending cerita pak sopir dan petugas polisi tadi. Bungkusan itu berisi parfum yang tidak bermerek, dikategorikan sebagai barang ilegal yang hendak diselundupkan. Dan untuk kelancaran, beberapa lembar rupiah melayang. (Padahal cuma parfum isi ulang gitu. Emang biasa kan botolnya transparan. Ah, no comment deh!).
BUS mulai memasuki area pelabuhan, masuk ke kapal dan para penumpang berhamburan, ada yang menuju toilet, resto, ada pula yang sekedar duduk-duduk diluar menikmati angin malam di atas kapal.
1.00am. dini hari.
Udara dingin menyelimuti kawasan bakauheni, lampung. Perjalanan berlanjut.. Hhwwwuuuaaa…. So sleepy. Tidur ah…sampai pemberhentian untuk makan pun aku lewatkan begitu saja. Matanya gak bisa diajak damai. Bulu mata bagian atas sama bagian bawah merapat. Udah kaya pakai lem perekat. Pemandangan tidak terlihat jelas entah karena kantuk yang kuat menyerang atau memang karena hari masih terlalu gelap.
Siang harinya BUS sampai di palembang, sekedar istirahat makan dan bersih-bersih. Huh perjalanan yang terasa tidak menyenangkan. Kasihan mamah, sepanjang perjalanan aku banyak tidur. Jadi tak banyak berbincang dengan nyonya yang satu itu. Persinggahan kali ini sebut saja Rumah makan “M*SI INDAH”.
“gak salah nih nama rumah makan?” begitu kesan pertamaku. Nama boleh INDAH.tapi tampilan? Di bagian depan udah disambut sama setumpuk sampah. Lantai juga kotor. Gak ada halaman berbunga gitu. Apa daya, perut anti kompromi. Makan deh di tempat itu. Mamah gak makan. Katanya udah pas tadi pemberhentian di daerah palembang kotanya. Restonya bagus, masakannya enak, terus nyaman. Huh,, sayangnya tadi aku masih terlelap. Diajak turun malah milih tidur lagi.
Setelah makan, panggilan alam berkumandang (eits salah besar kalo dikira pigin B-A-B). Cuma pingin pipis doang. Tapi emang dasar lingkungannya gak bersih, toiletpun tampak kotor. Agak-agak gimana…gitu. Secepat mungkin aku keluar dari kamar mandi. Lalu menyodorkan selembar uang seribu rupiah kepada sang penjaga.
“kurang mba!” ujarnya.
Dengan dahi sedikit mengkerut,lengkap dengan pandangan mata yang ditajamkan, setajam silet (upss, nyebut produk). Nyaris Aku menjawab : “memangnya berapa?” “kurang senyum mba” begitu katanya. Mungkin kalimat itu seperti kurang sopan, genit, atau apalah namanya. Tapi buatku, kalimat itu sebagai hentakkan yang menyadarkanku.
“dipikir-pikir, benar juga ya. Entah kapan aku tersenyum sepanjang perjalanan yang kuanggap membosankan ini, aku terlalu sibuk dengan pikiranku, hatiku yang gak karuan, dan memilih tidur. Sampai-sampai mamah pun yang duduk disampingku menjadi terabaikan. “I’m sorry mom,,,,jadi nyesel. Tapi thanks GOD, and makasih juga buat penjaga toilet yang udah ngingetin aku secara gak langsung” :p
Melanjutkan perjalanan..kembali melewati kawasan yang terasa asing, dipenuhi pohon-pohon besar dikiri dan kanan jalanan, ada juga lahan kosong melompong yang mungkin belum terjamah. Beberapa kali mamah ditelefon oleh kerabat yang katanya mau menjemput kami disana. Lampung (Bakauheni-Metro-Kotabumi-Muaraenim-Prabumulih) sudah terlewati, begitupun Palembang. Dan kini sampai juga di Jambi.
07.00pm (setelah perjalanan sekitar 36 jam dari Bandung). Kami dijemput di simpang tempino,begitu orang-orang menyebutnya. Ada kantuk, lelah, dan keringat yang melekat di badan. Kami dijemput oleh dua orang paman, masing-masing menggunakan sepeda motor. Aku dan mamah menaiki motor yang berbeda. Jalanan menuju rumah kerabatku terlalu gelap, tak ada cahaya lampu dari rumah-rumah warga, padahal di malam hari. Hanya mengandalkan cahaya dari lampu motor. Melewati jalanan yang basah, berlumpur, dan jembatan yang sedang diperbaiki. Kali ini memasuki kawasan hutan sawit dan karet. Selain pohon-pohon yang menjulang tinggi dan tampak seram, dikawasan inipun tak berpenduduk. Motor terhenti.
“ada apa paman? Tanyaku ketakutan.
“itu, ada musang lewat”.
Aduh, kaget. Dengan cahaya lampu motor, aku masih bisa melihat tupai itu melintas. Motorpun kembali melaju. Tapi, uppsss,,,tak jauh dari situ,motor berhenti lagi.
“sebentar ya, ada ular lewat. Paman ambil dulu. Disini ular jenis itu bisa dijual” dengan entengnya paman berkata.
“nanti dibawanya gimana?dipegang siapa?” tanyaku khawatir.
“ah, paman, aku takut ular. Gak usah diambil paman. Aku takut.”pintaku sedikit merengek.
“ya sudah. Kalau kamu takut. Kasihan juga nanti kalau kamu yang harus pegang tuh ular. kan paman nyetir motor.”
Aku hanya tersenyum. Masih dengan ketakutanku. Benar-benar hutan belantara. Welcome to the jungle nih judulnya.
Perjalanan dalam gelap itu, dari simpang tempino menuju tempat kerabatku, sungai bahar unit 22, kawasan para transmigran yang bekebun kelapa sawit atau karet, ditempuh sekitar dua jam lebih.
09.20pm (malam yang ingin segera kuakhiri dengan istirahat)
Aku, mamah dan kedua pamanku tiba. Berbincang sebentar, bersih-bersih, lalu istirahat. TIDUR. Hari yang melelahkan.ZzzzZzzz masuk ke pulau mimpi.
###

Esok harinya…
Rumah tampak sepi. Hanya ada aku dan seorang anak laki-laki berusia sekitar 17-an, anak pamanku.
“orang-orang pada kemana de?”
“ke kebun sawit” jawabnya singkat.
Mereka sepertinya pergi pagi sekali. Tiba-tiba terdengar sebuah nada dari Ponselku. LOW BATTERY.
“de,aku mau ikut charging ponsel”
“gak bisa”
“kenapa?mati lampu?” mulai agak sewot sepertinya nada suaraku.
“begini, didaerah ini belum ada listrik. Ada juga genset, tapi itupun nyala mulai pukul 7 sampai pukul 10 malam. kalau siang gak bisa. Tunggu sampai malam ya ka, sabar.”
Bla..bla…bla…selebihnya aku tak telalu memperhatikan obrolan ade.
WHAT? Pingin teriak jadinya. Tadinya pingin refresh ikut mamah ke jambi, tapi ternyata perjalanannya tidak menyenangkan, dan sekarang setelah sampai ditempat tujuan malah seperti berada di negeri antah berantah. Di hutan,  ada toko-toko ataupun warung tapi jaraknya cukup jauh, adanya pasar seminggu sekali. tiap hari rabu, itupun jaraknya jauh. masak aja masih pakai tungku, kamar mandi yang berdinding kayu yang bolong-bolong dan rapuh dimakan rayap,jadi siapapun bisa ngintip, gak ada listrik, gak bisa nonton TV , kecuali malam hari. (bergitu kata ade, anak pamanku)

Hari ketiga aku di jambi. Seperti kemarin, hanya diam di rumah, ditemani ponsel dan beruntung masih ada ade. ade bercerita banyak tentang tempat ini. Paman bertransmigrasi sejak tahun 1984. kebanyakan para transmigran berasal dari pulau jawa. Mulanya diberi lahan oleh pemerintah untuk dikelola, sampai bisa membeli lahan, bertani dan meraup hasil yang besar dari kelapa sawit garapannya. Tidak tanggung-tanggung, minimal dalam satu bulan diperoleh tiga sampai puluhan juta. Tergantung banyaknya hasil dan harga kelapa sawit dipasaran.(tapi kok gak ada listrik ya?) dan soal transportasi, hanya ada satu angkutan umum tiap satu unit (luasnya mungkin berpuluh-puluh bahkan ratusan hektar per unit) itupun keberangkatan pukul tujuh pagi menuju kota jambi. Pasti penuh sesak dan kalau siang-siang hendak pergi ke kota dengan angkutan umum, jelas GAK BISA. Soal pandidikan, sekolah, tenaga ahli,dan lain-lain. Kebetulan pamanku tinggal di unit 22, unit paling ujung sekaligus terakhir, jadi masih perlu banyak perubahan. Berbeda halnya dengan unit yang lain, lebih ramai, banyak sekolah, toko-toko, kantor pos, bahkan Bank nasional. Sudah ada listrik dan mungkin gak seperti disini, saat main ke sungai, bisa apes ketemu sama babi hutan. The real jungle (untuk orang yang suka adventure juga buat orang yang berniat jadi pengusaha kelapa sawit/karet, mungkin ini bisa jadi alternatif) 

Hari ke empat.pagi-pagi. Ready to go..Back to Bandung. Mamah sepertinya masih betah di jambi tapi aku udah pingin pulang.hmmm,,,,liburan yang penuh petualangan...ini negeriku tercinta,,


Rabu, 01 Desember 2010

abu-abu??!!

tulisan ini tentang makna abu-abu,,tentang pendapat tiap orang yang berbeda,,,tapi bukan tentang seragam putih abu-abu punyanya anak SMA,buka juga tentang abu-abu yang terinspirasi dari lagunya agnes monica "hitam bukan cirimu,,putih,,juga bukan cirimu" nah mungkin maksudnya tuh abu-abu kali ya,,??hehe,,, Dalam wikipedia,,Abu-abu sebenarnya bukanlah warna, seperti juga hitam dan putih. Abu-abu hanyalah tingkat itensitas warna jika diterjemahkan dalam komposisi hitam-putih.
banyak orang bilang "hitam katakan hitam,putih katakan putih,,jangan abu-abu" mungkin maksudnya benar katakan benar,,salah katakan salah,,tapi bukan yang salah dikatakan benar yang benar dikatakan salah kan??(seperti inilah abu-abu yang menyelimuti beberapa kasus penting dan BESAR yang terjadi di negriku tercinta,,bersembunyi dibalik "abu-abu" jadi tuh kasus-kasus gak jelas ujungnya),,
beda halnya dengan abu-abu yang barusan,,ada hal yang berkaitan dengan "abu-abu" yang menarik perhatian saya,,makna abu-abu yang kadang diartikan sebagai "bimbang,plin-plan,tidak tegas",,justru bertolak belakang dengan makna "abu-abu" seperti yang terlontar dari salah satu pemuka agama yang menyebutkan bahwa "dunia itu hitam putih,,jika hitam adalah simbol kejahatan/keburukan,maka putih adalah simbol kebaikan/kesucian",kebanyakan orang berkata "harus memilih kebaikan,dan menjauhi keburukan",,apakah kita tidak menyadari,bahwa kita hanyalah manusia dengan segala keterbatasan,nafsu,dan akal.jadi biarlah kita berada di abu-abu,,perpaduan hitam dan putih,,karena kita bukanlah orang suci(tanpa cela tanpa dosa) dan bukan pula orang jahat yang terus bergelut di dunia hitam,,dunia penuh keburukan,,apakah anda masih memilih "hitam"?"putih"? atau beralih ke "abu-abu"?tergantung anda.

Minggu, 21 November 2010

Ketakutannya Bertemu malam



Jenar hanya terdiam di hadapan psikiater tampan itu, tak ada yang dikonsultasikannya padahal kedatangannya ke tempat praktek dokter alfen adalah atas dasar keinginannya sendiri dan telah direncanakan sejak dua hari lalu. Jenar hanya sedikit berekspresi, seluruh jemari tangannya yang saling bertautan erat, atau matanya yang tampak kosong, sesekali menatap ketakutan seiring desah napasnya yang kian cepat. Perlahan sang dokter memancing jenar untuk mengutarakan apa yang dirasakannya, yang dimaunya, jenar tetap membisu. Lagi-lagi tak banyak yang terlontar dari mulut mungilnya, bahkan nyaris tak ada yang ia bicarakan. Masih mending, kemarin saat mengunjungi tante Lula, yang berprofesi sebagai dokter umum, dia mengeluhkan napsu makannya yang menurun drastis, kurang tidur, dan minta obat penenang, tapi kali ini tidak sedikipun. Jenar keluar dari ruangan doktr alfen dengan secuil senyum tanpa ucapan basa basi. Ia yakin dokter tahu bahwa ia tidak dalam kondisi baik, tidak dalam suasana hati yang nyaman ataupun pikiran yang tenang. Sang dokter tampan pun mempersilakan jenar dan berharap di sesion konsultasi berikutnya akan ada keterbukaan dan interaksi yang baik, labih baik,antara dirinya sebagai konselor dan jenar si klien barunya.
***
Malam ini, ada perayaan untuk ayah. Jenar, ibu, dan kedua saudaranya mempersiapkan semua sejak seminggu yang lalu. Seluruh anggota keluarga berkumpul. Jenar asik di dapur mencicipi masakan hasil karyanya sebelum disajikan. Tiba-tiba terdengar gebrakan keras dari ruang tv, suara ayahnya mulai meninggi dan keributanpun tak dapat dielakkan. Jenar tak tahu pasti apa yang terjadi, mungkin tentang pembagian harta ayah untuk anak-anaknya, jenar tak terlalu memperdulikan soal itu. Ia menangis, melihat mas dika,kaka jenar mangamuk karena pembagian harta yang menurutnya tak adil.dua orang paman menahan mas dika, sedangkan ayah terkulai, dadanya terasa sesak, penyakit jantungnya kambuh.ibupun menangis, pesta ulangtahun suaminya berakhir dramatis tragis. Jenar menenangkan ibunya, setidaknya kali ini dokter pribadi mereka sudah menangani ayah. Sementara hatinya meronta, marah,,”harta bikin buta” batinnya.
Malam sebelumnya, ayah menyatakan kekecewaannya terhadap jenar, anak bungsu yang dicintaiya telah merusak harga dirinya, meluluhlantahkan kepercayaan yang telah diberikannya.
Malam,,dua hari sebelum ini,,
Bersama teman lamanya, mey, jenar hendak pergi ke kafe favorit mereka. dengan angkutan umum saja biasanya dijempuh dalam waktu kurang dari tiga puluh menit,tapi kali ini dengan mobil pribadinya malah kafe yang dituju tak juga ketemu, padahal mereka ingat betul tempatnya, dan dua hari yang lalu jenar baru saja lunch di kafe itu.Tadi jenar mengikuti saran mey untuk mengambil jalur alternatif, entah mengapa mereka nyasar sampai siang keesokan harinya, tepat setelah dua puluh empat jam, itupun mereka tidak sampai ke kafe dan memutuskan pulang kembali ke rumah masing-masing.
Tiga hari yang lalu, masih malam hari,,
Darrel, kekasih jenar sejak tujuh tahun lalu itu, memilih mundur dan meninggalkan jenar setelah mendapati jenar berselingkuh, bukan hanya sekali tapi dua sampai tiga kali.
Dua malam, dibulan yang sama,,,
Tiga orang pria tengah bersama jenar dalam satu kamar hotel. Jenar membiarkan dirinya dicumbu dua pria sekaligus, hanya dicumbu, tidak ditiduri. Sedangkan pria yang satunya hanya menatap lesu. Diantara dua pria yang telah mencumbunya, satu pria memberinya segepok uang sedangkan pria kedua berlalu setelahnya, tanpa senyuman ataupun bayaran di akhirnya. Pria yang tadi tampak lesu, kini mulai mendekat, memeluk jenar dengan penuh perlindungan.
Malam-malam setelahya,,,
Ia dinyatakan mengidap HIV, entah karena hubungan seksual ataukah ada seseorang yang dengan sengaja menyuntikkan sesuatu ke dalam tubuhnya saat jenar lengah. Entahlah,,Ia menangis sejadi-jadinya. Tak tahu sampai kapan ia mampu bertahan.
Malam hari,seminggu yang lalu,,
Semua orang jijik, mencacinya, lalu menjauh setelah beberapa orang membeberkan kebobrokan perilaku jenar. Tak ada satupun yang menerimanya, keluarga, bahkan darrel sekalipun yang jelas-jelas masih mencintai jenar.
Malam demi malam yang penuh tangisan,,
***
Hari ini, pagi sekali jenar bangun. Mandi, memanaskan mesin mobilnya, lalu bergegas melaju dengan chevrolet kesayangannya.kali ini bukan tante lula, seorang dokter umum yang dituju, bukan pula dokter alfen si psikiater tampan, tapi bunda Ghani, seorang penasihat spiritual ternama yang sekaligus pengasuhnya selama di panti sejak bayi hingga usia empat tahun.
“Bunda, saya harus bagaimana?” tanya jenar diakhir penuturannya.
”sayang, adakalanya mimpi hanyalah bunga tidur, atau bisa juga karena hatimu yang sedang gelisah akan suatu hal, tapi jika kamu meyakini bahwa mimpi adalah petunjuk Tuhan,yakinkan dirimu dengan petunjuk itu kamu bisa jadi lebih baik”
Jenar terdiam, dagunya nyaris menyentuh dada, dia tertunduk begitu dalam.
”begini, dari mimpi itu kamu ambil maknanya, semata-mata untuk introspeksi. Dari mimpi tentang pesta ayahmu yang berakhir tragis hanya karena pembagian harta, maknailah dengan cara kamu harus pandai menempatkan diri, menyadari siapa dirimu, asalmu, biar bagaimanapun kamu kecil disini. Kamu anak angkat mereka. Lalu mimpi tentang kesasar, dihina orang, ditinggalkan darrel, dan orang-orang yang mencintaimu,mungkin itu bentuk Tuhan mengingatkanmu karena kamu sudah terlalu jauh berubah, tak sebaik dulu, dan seharunya kamu menjaga hati dan kepercayaan mereka, membahagiakan mereka, menjaga dirimu juga. Dan tentang mimpi HIV, semata-mata karena kamu merasa benar-benar bersalah atas kekhilafanmu. Sebetulnya bunda kecewa, mengapa dengan mudahnya kamu jatuh cinta dan percaya pada pria di masa lalumu, yang menyilaukanmu dengan pesonanya. Membiarkan pria itu menidurimu, padahal jelas-jelas kamu tunangannya darrel, lalu dengan entengnya pria masa lalumu itu meninggalkanmu dan membuatmu merasa kotor, sangat tak layak dihadapan tuhan, keluarga, darrel calon suamimu yang sejak tujuh tahun yang lalu menjadi kekasih setiamu, yang dengan cintanya menjagamu, memperlakukanmu dengan sangat santun dan istimewa. Mimpi-mimpi itu mungkin berawal dari kecemasanmu sekaligus kecewamu atas kebodohanmu, atas kekeliruanmu yang telah menyakiti orang-orang terdekatmu. Tapi sudahlah, bunda bukan penafsir mimpi, bukan keahlian bunda mengartikan mimpi, tapi bunda senang jika mimpi itu bisa membuatmu kembali ke jalan yang baik, lurus-lurus saja. Banyak beribadah, berdoa. Jujurlah pada darrel, tak ada kata terlambat. Jangan biarkan darrel meninggalkanmu di malam pertama pernikahan kalian hanya karena perempuan yang dinikahinya sudah tidak perawan, perempuan yang tidak bisa menjaga kehormatannya, dan lalai menjaga kesuciannya. Sebulan lagi kalian akan menikah,. Tuhan memberikan ujian satu paket dengan penyelesaiannya dan bagaimanapun akhirnya, yakinlah rencana Tuhan itu indah”.
Jenar masih menunduk…
”Yang terpenting adalah bukan seberapa dalam kamu jatuh, tapi seberapa kuat kamu bangkit dan menjadi lebih baik” Begitu kata Bunda, menutup nasihatnya setelah hampir dua jam jenar begitu meresapi uraian di sesion curhatnya ini.
Jenar kian menunduk, dekapan bunda membuat air matanya mengalir deras, beriring penyesalan yang dalam disertai rasa lega yang memuncak. Tak ada lagi yang perlu di khawatirkannya, mimpi-mimpi itu mengantarkannya pada makna sebuah perjalanan hidup. Proses menuju perdewasaan diri, pencapaian diri yang sarat kebaikan. Mimpi yang tiap hari mengusiknya dalam satu bulan ini, yang mengganggu malam-malamnya, seakan tak perlu membayanginya lagi. Dan tentang darrel, jika Tuhan mentakdirkannya untuk jenar, maka semua akan berjalan sesuai kehendak Tuhan.
”Aku tak lagi takut bertemu malam,thanks GOD,, thanks bunda,,”
***THE END***des ‘09

break broke broken

break broke broken